Sunday 19 February 2012

Arsitektur - Gaya dan Selera

Arsitektur dapat diartikan sebagai seni mencipatkan ruang yang nyaman buat manusia untuk beraktifitas yang harmoni dengan kondisi lingkungan sekitar. Dalam kaitannya dengan aktifitas manusia maka sebuah desain harus mengidentifikasi fungsi dari sebuah objek yang akan didesain, selanjutnya akan dikembangkan menjadi sub-sub kegiatan yang berlangsung didalamnya. Penekanan yang kuat pada fungsi melahirkan slogan Form follow function yang di usung oleh penganut  arsitektur modern, sering juga disebut  arsitektur universal atau arsitektur international. dalam pandangan arsitektur ini, sebuah objek akan indah apabila semua bentuk dan ruang termanfaatkan dengan baik, tidak ada toleransi terhadap elemen-elemen hiasan dan bentuk-bentuk non fungsional. Perkembangannya dizaman ini menjadikan kota dinilai terlihat kaku dengan bentuk bangunan  yang objek umumnya berupa persegi karena secara umum bentuk ini tidak mubazir dalam pengaturan ruang. Kekakuan ini menciptakan kejemuan sehingga muncul pemikirian untuk merefer kembali arsitektur kalasik dan arsitektur tradisional, vernakular, yang dipadukan dengan gaya modern. Singkat kata muncullah eklitisme dalam arsitekur. Gaya arsitektur sama halnya dengan mode. Seperti  fashion. Mode yang pernah tren pada suatu masa akan didaur lagi pada masa yang lain , baik itu didaur utuh maupun didaur dengan polesan gaya baru. Polesan-polesan ini kadang menghadirkan gaya-gaya yang baru. Lihat saja medel celana ketat skiny cut pernah tren dijaman nya terus berganti dengan molel celana bray, begi, berubah lagi dengan cut bray, skiny  dan begitu seterusnya. saya tidak membahas terlalu jauh tentang sejarah arsitektur dan teori keindahan nya, karena seni itu sangatlah relatif dan luas, seluas apakah arsitektur itu??? Seluas imajinasi yang bisa diwujudkan dan sebesar keberanian kita dalam membuat pergeseran dari pola yang sudah ada.
Gaya arsitektur adalah referensi dasar yang akan dipakai pada saat-saat tertentu. karena arsitektur orang di daerah kutub akan berbeda dengan arsitektur orang yang tinggal didaerah tropis. Rumah adat aceh mungkin tidak menarik untuk orang bali, begitu juga sebaliknya. keindahan bukan hanya dinilai satu orang, namun keindahan itu apabila bisa dinikmati, memberikan kenyamanan kepada pemakai dan diakui secara umum, Bijaksanalah dalam menilai sebuah desain. Seperti halnya pak bondan yang tidak pernah bilang tidak enak untuk makanan yang asam, dia selalu menyebutkan dengan istilah “ada sensasi kecut segar.
”no style adalah style itu sendiri” bagaimana memaknainya? Terserah masing-masing saja.
Arsitektur sebagai seni tentu saja ada unsur-unsur yang membentuk seni, salah satu unsurnya adalah irama atau rhythm. Ternyata bukan saja di musik, tapi arsitektur juga memiliki unsur irama, ya namanya juga masih lingkup seni pasti unsurnya sama juga. Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus seperti pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk – bentuk atau  wujud ekspresi unsur rupa secara sistematis elemen-elemen sehingga membentuk komposisi yang mempunyai pola visual yang menarik.
Secara Umum irama terbagi menjadi irama monotone dan irama dinamis, irama monotone mengulang-ulang elemen yang sama, sedangkan irama dinamis lebih bervariasi bervariasi karena ada beberapa elemen yang berulang-ulang dari suatu irama baik secara horizontal dan juga arah vertical.

Irama berdasarkan sifat dibagi menjadi empat macam yaitu:
IRAMA TERTUTUP: adalah pengulangan bentuk & jarak yg sama dengan pemberian awalan & akhiran yg lain bentuknya atau ukurannya lain atau jaraknya lain.
IRAMA TERBUKA: adalah pengulangan bentuk yg sama dengan jarak yg sama tanpa menentukan suatu permulaan atau pengakhiran
KLIMAKS: Suatu akhir dari perjalanan dari awal hingga akhir.
IRAMA PROGRESIF: Tidak ada bentuk yg sama atau jarak yg sama yg diulang. Semua berubah, tetap perubahan yg teratur, sedemikian hingga bentuk yg mirip dengan bentuk yang lain. Jarak yg satu dengan yg lain hampir sama.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa unsur-unsur irama pada bangunan bangunan bisa bermacam-macam misalnya: pola garis, bentuk massa, kolom atau tiang, pengaturan jendela, pola warna, dan lain-lain. Masing-masing tersebut dapat lagi dikaji lebih dalam sehingga memberikan ekspresi yang berbeda-beda pula. Kita bisa membayangkan suasana yang hadir dari garis vertikal, garis horizontal, warna gelap, warna terang, serta efek-efek visual lain.
Kesuksesan dalam desain bukan hanya pada gaya yang ingin ditonjolkan, melainkan suasana yang hendak dihadirkan yang dibungkus dalam bermacam-macam kreasi.
Note: Tinjauan teoritis saya bisa saja salah, karena saya agak malas kuliah. Silakan diperbaiki kalau ada kesalahan. Bravo asitektur: Inspirasi datanglah,,,

No comments:

Powered By Blogger